Category Archives: Sejarah Batak

Asal Usul Marga Sihombing Lumbantoruan

Lumbantoruan merupakan salah satu marga dari suku Batak, diwarisi oleh semua yang bermarga Lumbantoruan, baik lelaki maupun wanita dari garis keturunan Bapak secara turun-temurun. Lumbantoruan yang pertama bergelar BORSAK SIRUMONGGUR, merupakan anak kedua dari Sihombing yang mempunyai 4 orang anaklaki-laki dengan urutan sebagai berikut:
Silaban gelar Borsak Junjungan
Lumbantoruan gelar Borsak Sirumonggur
Nababan gelar Borsak Mangatasi
Hutasoit gelar Borsak Bimbinan.
Marga yang diwarisi oleh keturunan masing-masing adalah Silaban, Lumbantoruan, Nababan, dan Hutasoit. Keempat gelar tersebut sering dipakai sebagai nama perkumpulan marga oleh keturunan yang bersangkutan di perantauan, atau sebagai nama nenek moyang dari marga yang bersangkutan. Misalnya marga Lumbantoruan, pomparan (keturunan) dari Borsak Sorumonggur.

Parmalim: Kami Bukan Penganut Ajaran Sesat

“Marpangkirimon do na mangoloi jala na mangulahon patik ni Debata, jala dapotna do sogot hangoluan ni tondi asing ni ngolu ni diri on.”

-Pantun ni Ugamo Malim

Manusia yang mematuhi dan mengikuti ajaran Tuhan dan melakukannya dalam kehidupannya, memiliki pengharapan kelak ia akan mendapat kehidupan roh suci nan kekal.
-Kata bijak Ugamo Malim

Gerilya Padri

NEGERI ini punya banyak pahlawan nasional. Kebanyakan pahlawan lahir dari kancah perang gerilya, termasuk yang dikobarkan gerakan Padri di Minangkabau, Sumatera Barat.

Bertemu Leluhur di Toba Na Sae

Pambuhai memiliki kewajiban menusukkan tombak sebanyak tiga kali ke arah kerbau. Ketiga hunusan terkait dengan Dalihan Na Tolu atau bentuk tali kekerabatan di dalam marga Batak. Setiap hunusan merupakan ungkapan permintaan terhadap leluhur dan Tuhan Mulajadi Nabolon. Terutama agar memberikan keselamatan, kesejahteraan, dan perlindungan abadi bagi seluruh keturunan orang Batak.

Usailah upacara Tatea Bulan di Pulau Samosir, pulau di tengah Danau Toba yang indah atau Toba Na Sae. Tahun depan, ritual itu pun bakal digelar kembali. Dan, penghormatan leluhur ini bakal terus berlangsung hingga keturunan Mulajadi Nabolon yang terakhir berada di muka bumi.

Menyimak Berbagai Analisa Dan Penelitian “Batak” Artinya Penunggang Kuda = Keberanian?

Sudah sejak lama sebutan (perkataan) Batak sebagai nama salah satu etnis di Indonesia diteliti dan diperbincangkan banyak orang asal kata atau pengertiannya. Bahkan melalui beberapa penerbitan suratkabar pada awal abad 20 atau juga masa sebelumnya, pernah terjadi polemik antara sejumlah penulis yang intinya memperdebatkan apa sebenarnya pengertian kata (nama) Batak, dan dari mana asal muasal nama itu. Di suratkabar Pewarta Deli no. 82 tahun 1919 misalnya, polemik yang paling terkenal adalah antara seorang penulis yang memakai nama samaran “Batak na so Tarporso” dengan J. Simanjutak. Keduanya saling mempertahankan pendirian dengan argumentasi masing-masing, serta polemik di surat kabar tersebut sempat berkepanjangan. Demikian pula di suratkabar keliling mingguan yang di terbitkan HKBP pada edisi tahun 1919 dan 1920, perbincangan mengenai arti sebutan Batak itu cukup ramai dimunculkan.