Category Archives: Adat Batak Simalungun

Adat Istiadat dan Budaya Batak Simalungun

Hiou Pakaian Adat Batak Simalungun

Horas Ada beberapa komentar dari teman teman agar ditunjukkan gambar ulos/ hiou, seperti yang terlampir di kolom komentar

Tarombo Marga Sipayung

Tarombo Silahi Sabungan di Huta Silalahi , Pakpak–Dairi , mengurai bahwa Silahi Sabungan memiliki keturunan yang disebut “Siualu Turpuk“, yaitu : Lohoraja, Tungkirraja, Sondiraja, Butarraja, Dabaribaraja, Debangraja, Baturaja, Tambunraja. Sibagasan adalah anak dari Tungkirraja yang kemudian keturunannya memakai marga Situngkir. Keturunan Situngkir kemudian memakai marga lain sebagai marga keturunannya, yaitu : Sipangkar dan Sipayung.

Umpasa Simalungun

1. Urat ni gatap tano, rongging marsiranggoman
Age pe padao-dao, Tondyttai tong marsigomgoman

2. Ia bagod i nakkih, ilambung ni sampuran
Ia jaman on jaman canggih, ulang lupa hubani Tuhan

3. Halambir ni sindamak, ikuhur dop ibola
Sinaha pe nini halak, ulang lupa bani horja

Sari Matua, Saur Matua, Mauli Bulung di Tengah Masyarakat Batak

Berbicara tentang Sari Matua, Saur Matua dan Mauli Bulung adalah berbicara tentangkematian seseoang dalam konteks adat Batak. Adalah aksioma, semua orang harus mati, dan hal itu dibenarkan oleh semua agama. Bukankah pada Kidung Jemaat 334 disebut: “Tiap orang harus mati, bagai rumput yang kering. Makhluk hidup harus busuk, agar lahir yang baru. Tubuh ini akan musnah, agar hidup disembuhkan. di akhirat bangkitlah, masuk sorga yang megah.”
Selain yang disebutkan diatas, masih ada jenis kematian lain seperti “Martilaha” (anak yang belum berumah tangga meninggal dunia), “Mate Mangkar” (yang meninggal suami atau isteri, tetapi belum berketurunan), “Matipul Ulu” (suami atau isteri meninggal dunia dengan anak yang masih kecil-kecil), “Matompas Tataring” (isteri meninggal lebih dahulu juga meninggalkan anak yang masih kecil). Sari matua Tokoh adat yang dihubungi Ev H Simanjuntak, BMT Pardede, Constan Pardede, RPS Janter Aruan SH membuat defenisi : “Sari Matua adalah seseorang yang meninggal dunia apakah suami atau isteri yang sudah bercucu baik dari anak laki-laki atau putri atau keduanya, tetapi masih ada di antara anak-anaknya yang belum kawin (hot ripe).

Pakaian Adat Simalungun

Sama seperti suku-suku lain di sekitarnya, pakaian adat suku Simalungun tidak terlepas dari penggunaan kain Ulos (disebut Uis di suku Karo). Kekhasan pada suku Simalungun adalah pada kain khas serupa Ulos yang disebut Hiou dengan berbagai ornamennya. Ulos pada mulanya identik dengan ajimat, dipercaya mengandung “kekuatan” yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan Myanmar, Muangthai dan Laos, khususnya pada ikat kepala, kain dan ulosnya.